Senin, 15 Juni 2015

Aplikasi microwave pada Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) Microwave
Imagener untuk mengukur curah hujan





                        NAMA :
                        NIM :
                        KELAS :





SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
PURWOKERTO
2015





BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hujan adalah salah satu bentuk presipitasi yang sering dijumpai. Presipitasi (endapan)
didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh ke permukaan bumi. Bentuk
presipitasi (endapan) yang umum dikenal adalah hujan (rain), gerimis (drizzle), salju (snow) dan
batu es hujan (hail). presipitasi atau curah hujan merupakan perosot (sink) utama uap air di
troposfer, dan presipitasi ini juga merupakan komponen penting dalam siklus hidrologi yang
menghubungkan atmosfer, lautan, dan daratan. Panas laten yang dilepaskan yang menyertai
presipitasi di daerah tropis merupakan penggerak utama sirkulasi global atmosfer. Peran lain dari
presipitasi atau curah hujan ini adalah sebagai sumber kelembaban tanah jika presipitasi terjadi
di atas permukaan daratan, dan sebagai sumber fluks air jernih (fresh water) jika presipitasi
terjadi di atas permukaan lautan, yang akan merubah distribusi salinitas maupun distribusi
densitas di lapisan atas lautan. Perubahan kelembaban tanah di daratan dan salinitas di lautan,
kedua-duanya ini akan berdampak pada perubahan iklim global.
Kadar air cair dan padat dalam awan dan hujan merupakan parameter fisis di atmosfer yang
sangat penting dalam dunia penerbangan komersial pada khususnya, ataupun dalam operasional
transportasi udara pada umumnya. Konsentrasi ataupun densitas partikel air cair dan padat dalam
awan dan hujan yang tinggi dan melebihi ambang batas dapat mengganggu kenyamanan dan
keamanan penerbangan, khususnya dapat mengganggu visibilitas pada saat pesawat terbang akan
mendarat (landing).karakteristik curah hujan di Indonesia khususnya, dan di daerah tropis
umumnya, memiliki ragam spasiotemporal yang tinggi, hal ini bermuara pada rendahnya nilai
prediksi curah hujan . Oleh karena itu , diperlukan suatu alat modern yamg mampu memprediksi
curah hujan secara baik dan tepat.
Dari uraian diatas , maka untuk menghindari terjadi kecelakaan pada penerbangan di udara,
maka digunakanlah suatu alat yang menerapkan prinsip gelombang mikro ( micro wave) yang
disebut dengan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) Microwave Imagener.
Dengan satelit TRMM maka dapat dilakukan suatu pemantauan/pengukuran secara tiga dimensi
bagaimana distribusi curah hujan yang terjadi, baik di atas daratan maupun di atas lautan, serta
untuk pengukuran kedalaman lapisan curah hujan di atmosfer itu sendiri. Untuk itu, sangat perlu
kiranya dalam makalah ini membahas mengenai satelit TRMM agar dapat mengetahui secara
jelas bagaimana kerja dan fungsi alat ini dalam mengukur curah hujan. Sehingga nantinya akan
sangat bermanfaat untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.

1.2 Rumusan Masalah

Beranjak dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan satelit TRMM?
1.2.2 Apa saja komponen-komponen dari satelit TRMM?
1.2.3 Bagaimana pengoperasian satelit TRMM dalam mengukur curah hujan?

Suardika ; Satelit TRMM Page 3

1.2.4 Bagaimana pengolahan data dari satelit TRMM?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Gelombang elektromagnetik terdiri atas bermacam-macam gelombang yang berbeda
frekuensi dan panjang gelombang. Salah satunya adalah gelombang mikro ( microwave).Panjang
gelombang mikro terentang dari 0,3 meter hingga 0,001 meter dengan frekuensi terentang dari
109
hertz hingga 3 x 1011
 hertz. Daerah gelombang mikro ditandai sebagai UHF yang berarti
frekuensi ultra tinggi relatife terhadap frekuensi radio. Gelombang ini dihasilkan oleh peralatan
elektronik khusus, misalnya dalam tabung klystron.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 TRMM
Sensor PR satelit TRMM ini berupa radar pengamatan secara elektronik (electronically
scanning radar) terhadap curah hujan dari antariksa, beroperasi pada frekuensi 13,8 GHz,
memiliki resolusi horisontal di permukaan sekitar 3,1 mile (5 km) dan lebar sapuan (swath
width) 154 mile (247 km).Kegunaan utama dari sensor PR satelit TRMM ini adalah untuk
pemantauan/pengukuran secara 3-D (tiga dimensi) distribusi curah hujan yang terjadi, baik di
atas daratan maupun di atas lautan, serta untuk pengukuran kedalaman lapisan curah hujan di
atmosfer itu sendiri. Secara lebih rinci, sensor PR satelit TRMM ini dapat digunakan untuk
pemantauan/pengukuran profil (vertikal) curah hujan dan salju dari permukaan sampai
ketinggian sekitar 12 mile (20 km), dengan resolusi vertikal setiap 250 m, dan sensitivitas sinyal
minimum yang mampu di deteksi senor PR satelit TRMM ini lebih kurang 20 dBz atau setara
dengan kecepatan curah hujan (rain rate) sekitar 0,7 mm / jam. Sensor PR satelit TRMM ini
didisain oleh NASDA (National Space Development Agency) Jepang, yang sekarang dikenal
sebagai JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) Jepang dalam rangka kerjasama dengan
NASA (National Aeronautics and Space Administration) Amerika Serikat untuk memantau dan
studi curah hujan di daerah tropis.

Radiometer gelombang mikro pasif multikanal yang terdapat dalam satelit TRMM
(Tropical Rainfall Measuring Mission), yang dikenal pula sebagai sensor TMI (TRMM
Microwave Imager) adalah suatu sensor radiometer gelombang mikro pasif yang dirancang
untuk melengkapi informasi curah hujan secara kuantitatif pada lebar sapuan (swap width) 547
mile (878 km) dan resolusi spasial di permukaan bumi adalah 5,1 km; serta banyaknya lapis
ketinggian ada 14 lapis (dari permukaan / 0 km sampai 18 km). Sensor TMI ini memiliki lebar
sapuan yang lebih lebar jika dibandingkan dengan sensor sejenis, yaitu sensor SSM/I (Special
Sensor Microwave / Imager) yang terdapat dalam satelit DMSP (Defense Meteorological
Satellite Program). 3.2 Komponen TRMM

 Ilustrasi artistic satelit TRMM berikut 5 sensor utamanya (PR, TMI, VIRS, LIS dan
CERES) disajikan dalam gambar (1) berikut :
Gambar 1. Ilustrasi artistik satelit TRMM berikut sensor-sensor utamanya yaitu PR
(Precipitation Radar), TMI (TRMM Microwave Imager), VIRS (Visible Infrared
Scanner), LIS (Lightning Imaging Sensor) dan CERES (Clouds and Earth’s Radiant
Energy System).

Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission), yang membawa 5 sensor utama
yaitu PR (Precipitation Radar), TMI (TRMM Microwave Imager), VIRS (Visible Infrared
Scanner), LIS (Lightning Imaging Sensor) dan CERES (Clouds and Earth’s Radiant Energy
System) merupakan wahana yang tepat untuk studi karakteristik dan mekanisme curah hujan
tropis. Satelit TRMM tersebut merupakan hasil kerjasama dua badan antariksa nasional, yaitu
Amerika Serikat (NASA : National Aeronautics and Space Administration) dan Jepang (NASDA
: National Space Development of Japan; sekarang berubah menjadi JAXA : (Japan Aerospace
Exploration Agency), berorbit polar (non-sunsynchronous) dengan inklinasi sebesar 35 º
terhadap ekuator, berada pada ketinggian orbit 350 km (pada saat-saat awal diluncurkan), dan
diubah ketinggian orbitnya menjadi 403 km sejak 24 Agustus 2001 sampai sekarang.

3.3 Pengoperasian Setelit TRMM

Pengoperasian satelit TRMM pada ketinggian orbit 403 km ini dikenal dengan istilah
TRMM boost. Karakteristik umum sensor-sensor satelit TRMM dapat diungkapkan sebagai
berikut. Pertama, sensor VIRS (Visible Infrared Scanner) terdiri dari 5 kanal, masing-masing
pada panjang gelombang 0,63; 1,6; 3,75, 10,8 dan 12 μm. Sensor VIRS ini terutama digunakan
untuk pemantauan liputan awan, jenis awan dan temperatur puncak awan, dan sensor VIRS  TRMM ini memiliki kemiripan dengan sensor AVHRR NOAA (Advance Very High Resolution
Radiometer, National Oceanic and Atmospheric Administration). Resolusi spasial dari data yang
dihasilkan oleh sensor VIRS ini adalah 2,2 km. Ke-dua, sensor TMI (TRMM Microwave
Imager) merupakan suatu multichannel passive microwave radiometer yang beroperasi pada 5
frekuensi yaitu 10,65; 19,35; 37,0; dan 85,5 GHz polarisasi ganda dan pada 22,235 GHz
polarisasi tunggal. Dari sensor TMI ini dapat diekstraksi data-data untuk integrated column
precipitation content, air cair dalam awan (cloud liquid water), es awan (cloud ice), intensitas
hujan (rain intensity), tipe hujan (rain type) misalnya hujan stratiform ataukah hujan konvektif.
Sensor TMI ini memiliki kemiripan dengan sensor SSM/I DMSP (Special Sensor
Microwave / Imager, Defense Meteorological Satellite Program). Sensor ke tiga adalah sensor
PR (Precipitation Radar). Sensor PR ini merupakan sensor radar untuk pemantauan presipitasi
yang pertama di antariksa.
3.4 Skema level-level data dan pengolahan data satelit TRMM

Adapun skema level-level data yang dihasilkan oleh satelit TRMM adalah sebagai
berikut.

Gambar 2. Skema level-level data yang dihasilkan oleh satelit TRMM
Pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan software HDFviewer (Hierarchy Data
Format viewer) dan GrADS (The Grid Analysis and Display System). Analisis pola (pattern
analysis) diterapkan terhadap data yang diperoleh tersebut sehingga dapat diperoleh gambaran
karakteristik profil vertikal dan variasi temporal kadar air cair dan air padat / es dalam awan dan
curah hujan (LWC : Liquid Water Content in cloud and precipitation, and IWC : Ice Water
Content in cloud and precipitation)
BAB IV
SIMPULAN
4.1 Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) Microwave Imagener merupakan
satelit yang berfungsi untuk melakukan pemantauan/pengukuran secara tiga dimensi
mengenai kedalaman lapisan curah hujan di atmosfer itu sendiri.
4.2 Satelit TRMM teridiri dari lima sensor utama yaitu PR (Precipitation Radar), TMI (TRMM
Microwave Imager), VIRS (Visible Infrared Scanner), LIS (Lightning Imaging Sensor) dan
CERES (Clouds and Earth’s Radiant Energy System).
4.3 Pengoperasian Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) Microwave Imagener
adalah sesuai dengan sensor-sensor yang dimilikinya.

4.4. Pengolahan data satelit TRMM adalah dengan memanfaatkan software HDFviewer
(Hierarchy Data Format viewer) dan GrADS (The Grid Analysis and Display System).






DAFTAR PUSTAKA
Halimurrahman,. Harjana, Teguh,. Suryantoro, Arief. 2008. Aplikasi Satelit Tropical Rainfall
Measuring Mission (TRMM) Untuk Prediksi Curah Hujan Di Wilayah Indonesia.
Bandung. Dipublikasikan di Prosiding Workshop Nasional Aplikasi Sains Atmosfer.

Ryeoglin. 2010. Gelombang Elektromagnetik Dan Penerapannya Dalam Kehidupan. Tersedia
pada http://alineliyani.blogspot.com/2010/01/gelombang-elektromagnetik-dan.html.
Diakses pada tanggal 7 mei 2012.
Suryantoro,Arief. 2010. Kadar air cair dan padat dalam awan dan hujan Di bandara husein
sastranegara bandung berbasis Observasi sensor gelombang mikro satelit TRMM.
Bandung :
Suryantoro,Arief. 2008. Radar Presipitasi Satelit Trmm Untuk Pemantauan Curah Hujan Saat


Siklon Tropis. Dipublikasikan di Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains

Tidak ada komentar:

Posting Komentar